OPAK
2012
Oleh:
Rahmat
Mengenai kesan pertama kali saya mengikuti
OPAK 2012 STAIN Pontianak (sekarang IAIN Pontianak), saya rasa tidak ada yang
terlalu mengesankan paling-palingan berjumpa teman-teman baru dan lumayan
banyak para peserta OPAK di waktu itu. Pun yang mengikuti OPAK waktu itu bukan
saja mahasiswa yang sebaya tetapi juga ada ibu-ibu dan bapak-bapak dari kelas
khusus juga mengikuti OPAK tetapi perlakuan kami cukup berbeda dari kelas
khusus. Kalau di kelas khusus, ada batas-batasnya dalam menanganinya tapi jika
kami-kami yang kelas biasa jika terlambat beberapa menit saja sudah diberi
hukuman yang menurut saya di waktu itu membuat sedikit jengkel oleh perlakuan
para mentor-mentor OPAK dikala itu. Tapi bukanlah untuk mendendam, ini sebagai
kenang-kenangan bersama-sama teman kelompok
Sebagai alumni MAS Syarif Hidayatullah
Pontianak, melihat OPAK bukanlah hal yang pertama, tapi berkali-kali tiap
tahunnya. Tidak juga terlalu mengesankan tapi cukup membosankan. Mungkin karena
sering melihat mahasiswa OPAK-an. Maklum, MAS Syarif Hidayatullah kan satu
lingkungan dengan IAIN Pontianak atau kata teman saya “sekolah kita ini
merupakan kerajaan di dalam kerajaan”. Semua itu bisa saya bayangkan
pemandangannya itu-itu saja dan yang kulihat bangunannya hanya itu-itu juga
baik pintu gerbangnya, masjid, ah juga
itu-itu saja.
Orang bilang, kenapa kau kuliah di IAIN
Pontianak? Pengen aja jawabku. Waktu teman-teman sibuk daftar ke kampus-kampus
lain yang cukup popular dan berjuis di Kalbar ku hanya bersantai ria menikmati
hari-hari libur ketika sudah menyelesaikan sekolah madrasah. Tak terpikir untuk
kuliah dimana. Yang dipikirkan hanya kerja dan kerja lalu dapat uang yang
banyak kemudian jadi orang kaya. Namun, perlu Anda ketahui bahwa ketika aku
melihat brosur IAIN Pontianak yang di bawa temanku lalu ku pinjam untuk
membacanya. Ternyata batas akhir untuk penerimaan calon mahasiswa baru adalah
besok. Tanpa pikir panjang lagi seketika itu juga aku langsung tancap gas pergi
ke kampus IAIN tercinta kemudian langsung di akademiknya untuk proses
pendaftaran calon mahasiswa baru. Aku pun mengisi formulir pendaftaran yang
ketika itu harganya Rp 150.000. lumayan biayanya. Tapi bukan langsung diterima,
malah disuruh untuk menyerahkan foto ukuran sekian oleh panitia. Aku mulai
kelabakan. Ah sudah sore besok aja ya Bu. Ok, karena besok terakhir jadi paling
lambat adik nyerahin fotonya jam tiga sore ya. Ok Bu, balasku. Pulang langsung
mencari tempat jasa foto di daerah Kota Baru. Akhirnya ku temui tempat berfoto
di kawasan jalan Ampera Pontianak tidak jauh dari tempat domisiliku berada.
Untung masih buka padahal penjaganya baru saja ingin menutup kiosnya. Tapi
kutanya bisa foto bang? Oh ini baru saja mau tutup. Ayo lah bang sebentar aja
besok pagi harus saya gunakan foto saya.
Pintaku. Ya udah dik, mari masuk biar saya foto. Selesai berfoto dengan
hasilnya yang di inginkan.
Singkat cerita, besoknya ke kampus lagi.
Aku rasa untuk mau mendaftar di sini cukup menjengkalkan dimana aku harus
berdesak-desakan dengan orang-orang yang mau mendaftar juga malah sistemnya
manual lagi membuat ku merasa bosan dalam menunggu mengantri untuk mendaftar
masuk kuliah. Tapi lumayan aku juga bertemu dengan teman-teman sekolahan ku
yang mendaftar kuliah di kampus lain namun ditolak akhirnya mereka mendaftar
dikampus ini. Mungkin karena tidak ada yang mau menerima mereka hingga mereka
mau mendaftarkan diri untuk mendaftar di kampus ini.
Selesai mengurus semua tetek bengek
administrasi, lalu diminta untuk mendaftar wajib OPAK dengan biaya pendaftaran
Rp 100.000, langsung daftar lagi. Selesai, kembali dirumah, tit tit tit bunyi
pesan singkat masuk diponsel canggih ku. Bacaannya kurang lebih begini
saudara-saudara. “Assalamu`alaikum warahmatullahi wabar katuh besok tanggal
sekian pada jam 07:00 WIB akan diadakan Technical Meeting OPAK STAIN Pontianak
jadi di wajibkan bagi mahasiswa baru untuk hadir dalam sosialisasi OPAK
tersebut di halaman basket STAIN Pontianak. Terimakasih.” By: Panitia OPAK.
Besoknya di halaman basket STAIN
Pontianak, berkumpul semua calon mahasiswa baru semua datang berkumpul ditenda
yang disediakan oleh panitia. Dalam pertemuan itu, disosialisasikanlah semua
tentang OPAK besoknya. Apa-apa aja atribut yang harus dibawa kemudian baju
putih dan celana hitam, sepatu hitam, songkok yang berwarna sesuai jurusan jika
jurusannya syariah maka songkoknya harus berwarna pink. Pun jurusan yang ku
pilih adalah jurusan syariah program studi Ekonomi Islam. Maka warna songkok
harus lah disesuaikan dengan jurusan. Lalu kami dipanggil satu-persatu untuk
menemui mentor. Nama-nama yang dipanggil pertama tentulah mereka yang mendapati
kelompok pertama. Nah, aku kebetulan dipanggil lama jadi mendapati kelompok 12.
Kelompok yang fantastis. Kemudian selanjutnya acara Technical Meeting pun usai.
Semua pulang.
Besoknya di hari pertama OPAK harus datang
tepat waktu pukul setengah enam sudah harus hadir di kampus. Sebuah peraturan
yang mengajarkan untuk lebih berdisiplin dalam memasuki dunia perkuliahan.
Namun, selalu saja terlambat datang. Dan lebih parahnya lagi kita dituntut
untuk tidak membawa kendaraan ketika datang OPAk. pilihannya diantar atau naik
kendaraan umum. Namun, jika ada yang melanggar peraturan OPAK akan mendapatkan
sangsi dari panitia OPAK. Wah sebuah peraturan dan pemandangan yang biasa
kulihat ketika menjadi siswa MAS Syarif Hidayatullah Pontianak.
Namun tetap saja ada yang bandel termasuk
saya. Ada-ada saja yang masih berani membawa motor. Konsekuensinya ketika
memasuki jalan Soeprapto dari Ahmad Yani dan di lihat abang-abang polisi eh
bukan itu ternyata abang-abang dari Resimen Mahasiswa (Menwa) STAIN
Pontianak yang bertugas menjaga post tak
jauh dari kampus kira-kira jaraknya 100 meter dari meter. Rupanya mereka
mengawasi siapa saja yang berani pake kendaraan jika ada yang melanggar, maka
sangsinya harus mendorong motornya ke kampus lumayan buat olahraga pagi.
Ternyata cukup banyak yang membawa motor. Termasuk diriku dan temanku. Biasa
aku boncengan dengan dia. Eh maok kemane? Tanya abang-abang menwa yang memakai
seragam ala militer seolah-olah mau merazia sepeda motor kami. Ikot OPAK bang,
jawabku pelan. Eh motornye di dorong ye. Ngape pulak bang? Tanya temanku.
Kemaren kitak tak dengar ke peratoranye ape? Oh ye lah bang. Kenapa pake motor?
Tanya abang itu lagi. Maaf bang kamek ini jaoh dari kampong, tak ade keluarge
lagian kamek belom ade kenal orang sinek, lagian kalo motor kamek simpan di
kost-an takot ilang bang, law ilang abang maok ganti? Oke, sekarang kitak
dorong motor kitak nih keparkiran yang tersedie sanak. Aog lah bang. Aku berdua
teman ku disuruh mendorong motor dari jalan kurang lebih seratus meter dari
kampus. Wah lumayan bisa olahraga pagi. Olahraga mendorong sepeda motor. Kami
berdua bergiliran mendorongnya.
Sesampai di gerbang kampus, bukannya
menyenangkan malah diberikan sangsi hukuman sebab kami terlambat datangnya. Ini
dah jam berape dek? Jawab abang panitia OPAK. Sekarang jalan jongkok sambil
menggantungkan sepatu diatas leher. Wah, ngape pulak ginek pek? Entah aku pon
tak tahu! Jawab temanku. Memang itu sebuah pencitraan, seolah-olah abang-abang
mentor itu bagaikan garang padahal dari tampang nya yang culun betapa sangat
tidak memungkinkan dia itu seorang yang garang.
Banyak lagi sederet cerita tentang
masa-masa mengikuti orientasi 2012, salah satunya adalah bertemu dengan
orang-orang yang belum dikenal. Namun ada juga bertemu dengan kawan-kawan yang
kenalannya udah lama. Teman satu sekolahan atau teman dari sekolah lain di
Pontianak. Namun, perlu ditekan kan sekali lagi, bagi saya, tak ada yang
menarik dari masa-masa mengikuti orientasi tersebut. Sebab yang di lihat
itu-itu saja dari tahun pertama masuk sekolah sebagai siswa Mas Syahid
Pontianak hingga masuk ke kampus IAIN tak ada perubahan yang berarti. Yang ada
hanyalah, panas dan panas ketika berjemur di halaman kampus.
Dihari terakhir, hari ke-6 adalah hari
dimana semua saling berminta maaf dan saling berfoto-foto bersama sebagai
kenangan bahwa telah mengikuti OPAK 2012. Ah, udah lah. Semuanya akan
dilanjutkan lagi pada OPAK selanjutnya dan menunggu konfirmasi dari panitia.
Tidak ada komentar: