Di keheningan Malam
Oleh: Rahmat Menong


            Walaupun tak pernah terpikir di benak ku untuk bisa seperti saat ini, tapi inilah sebuah takdir dari Yang Maha Kuasa sebab dengan-Nyalah kita bisa merasakan nikmat sehat dan bisa merasakan indahnya dunia ini. Hingga kinilah aku mengisahkan tentang cerita yang belum ku katakan pada semua orang. 
            Pagi ini seperti biasa, aku bangun  tepat pukul setengah empat pagi. Sembari terlebih dahulu ku rapikan alas tempat tidur. Lalu aku beranjak ke kamar mandi di lanjutkan berwudhu untuk mengerjakan sholat tahajud. Kata pak ustad yang selalu ku dengar ketika beliau sedang ceramah, bahwa, sholat tahajud bisa menenangkan jiwa dan membuat pikiran seorang itu segar di pagi harinya. Juga yang tak kalah penting adalah bagi mereka yang sering tahajud kata-kata mereka akan di dengar orang atau dalam bahasa Ustad tersebut adalah dengan perkataan-perkataan yang berbisa. Perkataan berbisa yang di maksud beliau adalah mudahnya kita dalam berkomunikasi dengan lawan bicara kita..

            Terlepas dari benar tidaknya dari perkataan ustad tadi, aku berkesimpulan bahwa, sholat tengah malam sungguh akan mendapatkan ketenangan bagi mereka melakukannya. buku-buku yang menceritakan tentang keistimewaan sholat tahajud begitu banyak bertebaran di toko-toko buku atau di internet malahan lebih banyak lagi.
            Sebelumnya aku sungguh tidak mudah untuk melakukan sholat tengah malam. Selain memiliki seribu satu alasan juga yang terpenting adalah rasa malasnya itu yang selalu mengidap ke dalam jiwa dan ragaku ini. Tapi akhirnya rasa malas itu dapat ku atasi. Berbekal komitmen dan keyakinan yang tinggi, maka mulai lah untuk menghadap-Nya di tengah malam dengan istiqomah, Insya Allah.
            Itulah kisah perjalanan hidup aku boy, sebelumnya aku tak selalu meninggalkan sholat lima waku, puasa. Kalau sudah bulan ramadhan jangan kan mau ke masjid untuk tarawihan puasa saja hampir tidak pernah aku jalani. Adapun puasanya, ya hanya sebentar palingan dalam satu bulan suci ramadhan itu hanya 2 atau satu minggu saja, selebihnya ya aku tinggalkan. 
            Aku terpaksa meninggalkan itu hanya untuk bekerja dan bekerja. Kalau tidak bekerja entah dari mana untuk aku makan? Sekarang kita memang harus bekerja.